Kehidupan Setelah Wafat dalam Perspektif Islam

Kehidupan Setelah Wafat dalam Perspektif Islam

Setiap manusia pasti akan menghadapi kematian suatu saat nanti. Namun, kepercayaan Islam menyatakan bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, karena setiap manusia akan hidup di dunia lain setelah meninggal dunia. Kehidupan setelah wafat ini disebut dengan kehidupan akhirat.

Menurut ajaran Islam, kehidupan setelah wafat dibagi menjadi dua tempat, yaitu surga dan neraka. Seseorang akan masuk ke tempat yang sesuai dengan amal kebaikan atau keburukannya semasa hidup di dunia. Oleh karena itu, dalam Islam sangat ditekankan untuk selalu melakukan amal baik dan menjauhi perbuatan yang buruk selama hidup di dunia.

Surga adalah tempat yang indah dan penuh dengan kenikmatan yang tidak dapat dibayangkan oleh manusia. Di surga, seseorang akan merasakan kebahagiaan yang abadi dan tak terbatas. Karena itu, orang-orang yang mendapat tempat di surga adalah orang-orang yang senantiasa berusaha untuk mengikuti tuntunan agama dan melakukan amal kebaikan secara konsisten.

Sementara itu, neraka adalah tempat yang sangat mengerikan dan menyakitkan, yang penuh dengan penderitaan dan siksaan. Di neraka, seseorang akan merasakan penderitaan yang tak terbayangkan dan kebahagiaan tak ada sedikitpun. Karena itu, orang-orang yang mendapat tempat di neraka adalah orang-orang yang tidak mau mematuhi tuntunan agama dan melakukan perbuatan dosa secara terus-menerus.

Namun, ada juga yang disebut sebagai alam barzakh, yaitu pertama kali manusia mati dan menunggu hari kiamat. Alam barzakh adalah tempat di antara kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Setiap orang yang sudah meninggal dunia akan mengalami masa pendekatan akhirat yang sama.

Dalam kehidupan setelah wafat, keadaan seseorang akan diwajibkan melalui perhitungan amal baik atau buruk. Setiap perbuatan kebaikan maupun perbuatan buruk akan diperhitungkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, orang-orang yang peduli dengan amal kebaikan dan tidak menyakiti orang lain akan diberikan kemudahan oleh Allah SWT di dalam alam kubur.

Namun, sebaliknya juga ada orang-orang yang melakukan perbuatan kejahatan sehingga Allah SWT akan menanggung segala kejahatan tersebut. Manusia di alam kubur juga akan mengalami siksa dan berbagai macam ujian dari Allah SWT.

Dengan demikian, sebagai Muslim seharusnya selalu menyadari bahwa kehidupan setelah wafat ini adalah hal yang pasti dan tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu mempersiapkan diri dengan cara beribadah secara benar dan menjalankan semua tuntunan agama dengan baik. Dengan begitu, kita dapat mencapai kehidupan akhirat yang indah di surga dan senantiasa dijauhkan dari neraka.

Created by https://GPTGO.ai
#gptgo #chatgpt #freechatgpt #chatgptfree

Kenapa dalam Agama Islam Banyak Aliran?

 Agama Islam merupakan salah satu agama besar di dunia dengan sejarah yang panjang. Dalam agama Islam, terdapat banyak aliran atau denominasi yang muncul seiring waktu. Aliran-aliran ini memiliki perbedaan dalam interpretasi ajaran agama, praktik keagamaan, dan keyakinan, sehingga menciptakan lanskap yang beragam dalam kepercayaan Islam. Dalam artikel ini, kita akan membahas pertanyaan, "Kenapa dalam agama Islam banyak aliran?" untuk lebih memahami alasan di balik keberadaan beragam aliran Islam dan dampaknya terhadap umat Muslim secara keseluruhan.

Sejarah Penting dalam Perkembangan Aliran-Aliran Islam

Perkembangan aliran-aliran dalam agama Islam dipengaruhi oleh beberapa faktor sejarah. Berikut adalah beberapa alasan kunci:

Pemisahan Awal dalam Islam

Dalam sejarah awal Islam, terjadi pemisahan antara para sahabat Rasulullah setelah wafatnya beliau. Perbedaan pendapat dan perselisihan politik mengenai siapa yang berhak menjadi pemimpin komunitas Muslim, yang kemudian dikenal sebagai perpecahan antara Sunni dan Syiah.

Faktor-faktor Politik yang Mempengaruhi Aliran-Aliran Islam

Faktor politik juga berperan dalam pembentukan aliran-aliran dalam Islam. Ambisi politik, perselisihan kekuasaan, dan perubahan rezim politik telah mempengaruhi munculnya aliran-aliran baru yang sering kali berakar pada perbedaan politik.

Pengaruh Geografis dalam Pembentukan Aliran-Aliran Islam

Pengaruh geografis juga menjadi faktor penting dalam pembentukan aliran-aliran dalam agama Islam. Perbedaan budaya, adat istiadat lokal, dan pengaruh suku bangsa menyebabkan variasi dalam praktik dan keyakinan agama.

Tafsir dan Interpretasi dalam Aliran-Aliran Islam

Interpretasi terhadap teks-teks agama juga menjadi faktor utama dalam perbedaan antara aliran-aliran Islam. Beberapa aliran mengikuti tafsir harfiah yang ketat, sementara yang lain mengadopsi pendekatan lebih fleksibel dalam interpretasi ajaran agama.

Aliran Sunni

Aliran Sunni merupakan aliran mayoritas dalam Islam. Mereka mengikuti tafsir dan tradisi yang dikembangkan oleh para sahabat Rasulullah dan ulama terkemuka. Aliran Sunni juga terdiri dari berbagai mazhab yang berbeda dalam masalah hukum dan ijtihad.

Aliran Syiah

Aliran Syiah, di sisi lain, berakar pada keyakinan bahwa kepemimpinan dalam Islam harus dilanjutkan secara turun-temurun dari keturunan Rasulullah. Aliran Syiah menganggap imam-imam keturunan Ali sebagai pemimpin yang sah dan memiliki otoritas spiritual.

Aliran Sufi

Aliran Sufi merupakan aliran mistik dalam Islam yang menekankan pengalaman spiritual dan pencarian keintiman dengan Allah. Mereka mengembangkan praktik-praktik seperti meditasi, dzikir, dan musik sebagai cara untuk mencapai penyerahan total kepada Tuhan.

Perbedaan Hukum dan Ijtihad

Perbedaan dalam hukum dan ijtihad juga memainkan peran penting dalam keberagaman aliran-aliran Islam. Mazhab-mazhab dalam Islam mengembangkan pendekatan yang berbeda dalam menafsirkan hukum syariah dan menjawab masalah-masalah kontemporer.

Tradisi dan Adat Istiadat Lokal

Aliran-aliran Islam juga dipengaruhi oleh tradisi dan adat istiadat lokal di berbagai wilayah. Praktik keagamaan dalam Islam dapat disesuaikan dengan budaya lokal, sehingga menciptakan variasi dalam bentuk ibadah, pakaian, makanan, dan festival keagamaan.

Faktor Etnokultural

Faktor etnokultural juga berkontribusi pada keberagaman aliran-aliran Islam. Kelompok-kelompok etnis yang berbeda dalam masyarakat Muslim memiliki penekanan dan praktik keagamaan yang unik, yang tercermin dalam aliran-aliran mereka.

Gerakan Politik dan Sosial

Perjuangan politik dan gerakan sosial juga dapat memicu perpecahan dalam agama Islam. Persaingan kekuasaan, konflik sektarian, dan perjuangan untuk perubahan sosial dapat menjadi faktor penting dalam pembentukan aliran-aliran baru atau perpecahan di antara aliran yang ada.

Kenapa dalam agama Islam banyak aliran? Keberagaman aliran-aliran Islam dapat disebabkan oleh sejarah, interpretasi teks agama, perbedaan hukum dan ijtihad, pengaruh budaya dan masyarakat, serta persaingan politik dan kekuasaan. Meskipun aliran-aliran ini memiliki perbedaan, mereka semua merupakan bagian dari agama Islam yang lebih luas dan berupaya untuk mencapai hubungan yang bermakna dengan Tuhan. Penting bagi umat Muslim untuk saling menghormati perbedaan ini dan menjaga persatuan dalam kerangka nilai-nilai Islam yang mendasar.

Perlukah Kita Berqurban Setiap Tahun?

Perlukah Kita Berqurban Setiap Tahun?

Pertanyaan ini sering muncul di kalangan umat Muslim, apakah kita perlu berqurban setiap tahun atau tidak. Berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menjawab pertanyaan ini.


1. Sunnah dan Ibadah yang Dianjurkan

Berqurban adalah salah satu ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam. Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat melaksanakan qurban secara rutin setiap tahun. Sebagai umat Muslim, melaksanakan ibadah qurban adalah tindakan yang baik dan dianjurkan untuk dilakukan.


2. Kemampuan Finansial

Dalam menjalankan ibadah qurban, kita perlu mempertimbangkan kemampuan finansial yang dimiliki. Berqurban membutuhkan pengorbanan finansial yang tidak sedikit, terutama dalam membeli hewan qurban. Oleh karena itu, sebelum berqurban, kita perlu memastikan bahwa kita mampu secara finansial tanpa memberatkan diri dan keluarga.

3. Menyebarkan Kebaikan

Berqurban juga merupakan kesempatan untuk menyebarkan kebaikan kepada sesama. Daging qurban dapat dibagikan kepada fakir miskin dan mereka yang membutuhkan. Melalui berqurban, kita dapat berkontribusi dalam membantu sesama yang membutuhkan.


4. Penyempurna Ibadah Haji

Bagi mereka yang telah menunaikan ibadah haji, berqurban menjadi salah satu amalan yang dapat menyempurnakan ibadah tersebut. Hal ini sejalan dengan tradisi Rasulullah SAW dan para sahabat yang melaksanakan qurban setelah menunaikan ibadah haji.


5. Pilihan Personal

Secara umum, berqurban tidak diwajibkan setiap tahun bagi umat Muslim. Hal ini bergantung pada pilihan personal dan kemampuan masing-masing individu. Ada yang memilih untuk berqurban setiap tahun sebagai bentuk ketaatan dan amal ibadah yang rutin, sementara yang lain mungkin memilih untuk berqurban secara berkala atau mengikuti situasi keuangan yang ada.


Dalam kesimpulannya, berqurban setiap tahun adalah sunnah dan amalan yang dianjurkan dalam agama Islam. Namun, keputusan untuk berqurban setiap tahun atau tidak bergantung pada kemampuan finansial dan pilihan personal masing-masing individu. Yang terpenting adalah menjalankan ibadah dengan ikhlas dan berusaha untuk menyebarkan kebaikan kepada sesama melalui berqurban.

Penjelasan tentang Rukun Islam

 

Penjelasan tentang Rukun Islam

Rukun Islam adalah lima prinsip dasar yang menjadi pijakan utama dalam menjalankan agama Islam. Prinsip-prinsip ini mengatur tindakan dan kewajiban setiap individu Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci tentang masing-masing rukun Islam.

1. Syahadat

Syahadat adalah rukun pertama dalam Islam. Ia mengharuskan setiap Muslim untuk bersaksi dengan ucapan "La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah," yang berarti "Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya." Dengan mengucapkan syahadat, seseorang memperoleh keimanan kepada Allah sebagai satu-satunya tuhan yang disembah dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir yang membawa wahyu Allah.

2. Shalat

Shalat adalah rukun kedua dalam Islam. Ia mewajibkan setiap Muslim untuk melaksanakan lima kali shalat sehari dan malam, yaitu shalat fardhu. Shalat merupakan bentuk ibadah yang dilakukan sebagai ungkapan ketaatan dan penghambaan kepada Allah. Melalui shalat, umat Muslim berkomunikasi langsung dengan Allah, memohon ampunan, berterima kasih, dan memohon petunjuk-Nya.

3. Zakat

Zakat adalah rukun ketiga dalam Islam. Ia merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang memiliki harta yang mencapai nisab (ambang batas tertentu) dan telah melewati haul (satu tahun) untuk memberikan sebagian dari harta mereka kepada yang berhak menerima. Zakat memiliki tujuan untuk membantu mengurangi kesenjangan sosial dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.

4. Puasa

Puasa adalah rukun keempat dalam Islam. Ia mewajibkan setiap Muslim untuk menahan diri dari makan, minum, dan hubungan intim dari terbit fajar hingga terbenam matahari selama bulan Ramadhan. Puasa merupakan ibadah yang memiliki banyak manfaat, baik secara fisik maupun spiritual. Ia mengajarkan kesabaran, pengendalian diri, serta empati dan kepedulian terhadap mereka yang kelaparan dan haus.

5. Haji

Haji adalah rukun kelima dalam Islam. Ia adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu secara finansial dan fisik untuk melakukan perjalanan ke Mekah setidaknya sekali seumur hidup. Haji dilakukan pada bulan Zulhijjah dan melibatkan rangkaian ibadah, seperti thawaf (mengelilingi Ka'bah), sai (berlari-lari antara bukit Safa dan Marwah), serta berada di Padang Arafah dan Mina. Haji merupakan ibadah yang mengandung banyak nilai, seperti kesatuan, kesederhanaan, dan peringatan akan akhirat.

Itulah penjelasan tentang lima rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Kelima rukun ini merupakan pondasi utama dalam menjalankan agama Islam dan menjadi tuntunan bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Ruqyah dalam Islam: Pengertian dan Manfaatnya

 

Ruqyah dalam Islam: Pengertian dan Manfaatnya

Ruqyah adalah salah satu praktik yang memiliki makna penting dalam agama Islam. Dalam konteks Islam, ruqyah mengacu pada metode pengobatan spiritual yang digunakan untuk mengobati penyakit fisik, mental, dan spiritual dengan cara membaca ayat-ayat Al-Qur'an, doa-doa, dan dzikir yang dianjurkan oleh agama Islam. Ruqyah juga dikenal sebagai upaya untuk melindungi diri dari gangguan makhluk halus dan melawan pengaruh negatif yang mungkin mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

Manfaat Ruqyah dalam Islam

Ruqyah memiliki manfaat yang luas bagi individu yang menjalankannya dengan keyakinan dan tata cara yang benar. Berikut adalah beberapa manfaat utama ruqyah dalam Islam:

1. Pengobatan Penyakit Fisik dan Mental

Ruqyah digunakan sebagai metode pengobatan untuk penyakit fisik dan mental. Dalam Islam, diyakini bahwa bacaan ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa tertentu memiliki kekuatan penyembuhan yang dapat membantu menghilangkan penyakit dan mengurangi rasa sakit. Ketika ruqyah dilakukan dengan kepercayaan yang kuat kepada Allah, diyakini bahwa pengobatan ini dapat memberikan pemulihan yang baik bagi individu yang menderita.

2. Perlindungan dari Gangguan Makhluk Halus

Ruqyah juga digunakan sebagai metode untuk melindungi diri dari gangguan makhluk halus, seperti jin dan syaitan. Dalam Islam, diyakini bahwa makhluk halus ini dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan menyebabkan masalah dan gangguan. Dengan melakukan ruqyah, individu berharap untuk mendapatkan perlindungan dari pengaruh negatif dan gangguan yang dapat disebabkan oleh makhluk halus ini.

3. Penguatan Iman dan Ketaqwaan

Praktik ruqyah juga dapat membantu individu dalam memperkuat iman dan ketaqwaan mereka kepada Allah. Ketika seseorang berinteraksi dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan berdoa dengan sungguh-sungguh, ini memperkuat hubungan spiritual dengan Allah. Melakukan ruqyah dengan keyakinan dan penghormatan yang mendalam kepada Tuhan dapat memberikan ketenangan dan kekuatan bagi individu dalam menghadapi tantangan hidup.

4. Pembersihan Spiritual

Ruqyah juga diyakini sebagai sarana untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan energi negatif yang dapat menghalangi pertumbuhan spiritual. Melalui bacaan ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa, individu berharap untuk mendapatkan ampunan dan membersihkan diri dari beban spiritual yang mungkin mereka rasakan. Ruqyah membantu individu untuk meraih kedamaian batin dan mengembangkan ikatan yang lebih kuat dengan Allah.

5. Pengingat akan Keagungan Allah

Melalui ruqyah, individu diingatkan akan keagungan Allah dan kekuatan-Nya dalam menyembuhkan, melindungi, dan memberikan pertolongan. Praktik ini memperkuat keyakinan akan kuasa dan kasih sayang Allah yang tak terbatas. Ruqyah mengajarkan individu untuk bergantung sepenuhnya pada Allah dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Kesimpulan

Ruqyah adalah praktik yang signifikan dalam agama Islam yang melibatkan penggunaan bacaan ayat-ayat Al-Qur'an, doa-doa, dan dzikir sebagai metode pengobatan spiritual. Praktik ini memiliki manfaat penting dalam mengobati penyakit fisik dan mental, melindungi diri dari gangguan makhluk halus, memperkuat iman dan ketaqwaan, membersihkan spiritual, dan mengingatkan akan keagungan Allah. Melakukan ruqyah dengan keyakinan dan tata cara yang benar dapat membawa manfaat yang signifikan bagi individu dalam menjalani kehidupan mereka dengan harmoni dan ketenangan.

Doa Keselamatan Dari Apes

Doa Keselamatan Dari Apes

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين


اللهم نسألك أن تصليا *** على حبيبك إمام الأنبيا

صل على الفاتح ما قد أغلق *** محمد الخاتم ما قد سبق

وناصر الحق العلي بالحق *** سيدنا الهادي لكل الخلق

الى صراطك القويم المستقيم *** والأل مقدر قدره العظيم


Ahli ma'rifah berkata: ada tiga hal yang menjadi tanda orang apes (sial): Pertama: punya ilmu tapi tidak diamalkan. Kedua: rajin beribadah dan melakukan amal shalih tapi tidak ikhlash (bukan karena Allah) Ketiga: Bergaul dengan orang shalih tapi tidak mengambil ilmu, manfaat dan hikmah darinya. 

Di antara amalan yang diwasiatkan oleh para wali dan kelompok shalihin dan telah teruji khasiatnya dari berbagai generasi terbaik ummat yaitu doa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Doa yang bila dibaca dengan konsisten menjadikan kita semangat menuntut ilmu, mengamalkan, semangat beribadah dan ta'zhim (hormat) kepada ulama serta menghilangkan rasa kepengen berbuat dosa dan ma'shiat. Adapun doanya sebagai berikut:

Imam Ibn as-Sunniy meriwayatkan dari sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada putrinya Sayyidatuna Fatimah radhiyallahu anha, “Apa yang menghalangimu untuk mendengar wasiatku atau yang kuingatkan padamu setiap pagi dan petang yaitu ucapkanlah:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا

“Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan”

artinya: Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya).” (HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 48)

Doa di atas dibaca pagi 3 kali, sore 3 kali. Keutamaannya adalah untuk menghempas segala macam problem kehidupan.

Sedangkan untuk semangat Ibadah dan perlindungan dari perbuatan dosa dan ma’shiat:

بسم الله الرحمن الرحيميَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، بِرَحْمَتِكَ اَسْتَغِيْثُ، وَمِنْ عَذَابِكَ أَسْتَجِيْرُأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَي نَفْسِيْ وَلاَ إِلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ طَرْفَةَ عَيْنٍ.


Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, Ya Allah, Yang Maha Hidup, Yang Maha Berdiri Sendiri, aku memohon pertolongan dengan kasih sayang-Mu, dan aku memohon perlindungan daripada siksa-Mu. Berilah kepadaku kebaikan dalam semua permasaalahanku, janganlah Engkau menyerahkanya kepada diriku sendiri, dan jangan juga kepada salah seorang pun daripada makhluk-Mu walau sekejap mata sekalipun.

Kaifiatnya: Dibaca setiap pagi 19 kali.

Sanad  muttashil kepada Imam Ibn as-Sunniy rahimahullah sampai kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, al-Faqir riwayatkan sebagai berikut:

الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن العلامة المعمر السيد احمد بن ابي بكر بن احمد بن حسين الحبشي عن العلامة الشيخ عمر حمدان المحرسي المكي عن الشيخ فالح بن محمد الظاهري عن الشيخ محمد بن علي الخطابي السنوسي عن الحافظ السيد مرتضى الزبيدي عن الشمس محمد سالم الحفني عن عبد العزيز الزيادي عن الشمس محمد بن العلاء البابلي عن الشيخ سالم بن محمد السنهوري عن النجم محمد بن احمد الغيطي عن القاضي زكريا الانصاري عن الحافظ احمد بن علي بن حجر العسقلاني عن ابي اسحاق ابراهيم بن احمد التنوخي عن ايوب بن نعمة الله النابلسي عن اسماعيل بن احمد القرافي عن عبد الرزاق بن اسماعيل القومسي عن ابي محمد عبد الرحمن بن احمد الدوني عن ابي نصر احمد حسين الكسار عن الحافظ ابي بكر احمد بن محمد اسحاق الدينوري المعروف بابن السني قال حدثنا أبو عروبة ، حدثنا سلمة بن شبيب، ح وأخبرنا ابن منيع، حدثنا هارون بن عبد الله، قال : حدثنا زيد بن الحباب، حدثنا عثمان بن موهب، مولى بني هاشم قال : سمعت أنس بن مالك ، رضي الله عنه يقول : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لفاطمة رضي الله عنها: « ما يمنعك أن تسمعي ما أوصيك تقولي إذا أصبحت وإذا أمسيت: يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث » . زاد هارون : « وأصلح لي شأني كله، ولا تكلني إلى نفسي طرفة عين أبدا »


Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 106.


Khadimul Majlis al-Mu'afah

H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

instagram.com/Zulqornain_Muafiy
@rizkialbatawi

Alamat Yayasan al-Muafah: Jalan Tipar Cakung Rt 05 Rw 08 No; 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910




Kuping Lebar

Telinga Lebar

Oleh; H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy



بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين


اللهم نسألك أن تصليا *** على حبيبك إمام الأنبيا

صل على الفاتح ما قد أغلق *** محمد الخاتم ما قد سبق

وناصر الحق العلي بالحق *** سيدنا الهادي لكل الخلق

الى صراطك القويم المستقيم *** والأل مقدر قدره العظيم


Pertanyaan saudara Afwillah at-Tijaniy dari Sukapura Jakarta Utara:

Saya pernah mendengar kalau orang yang punya ukuran telingga besar bakal panjang umur. Pertanyaan saya, apa benar pernyataan tersebut? Bila benar, apakah dalilnya dari al-Qur'an atau hadis. Tolong tujukan referensinya?

Jawaban; 

Memang kita temukan di masyarakat, biasanya orang-orang yang berusia lanjut sampai di atas 80 atau 90 tahun lebih bentuk kupingnya lebar. Walaupun tidak bisa kita marginalkan untuk semua orang yang kupingnya panjang dan lebar berumur panjang. Buktinya ada juga orang yang kupingnya lebar umurnya pendek.

Pernyataan pemilik telinga panjang bakal panjang umur dan memiliki resisten terhadap penyakit bukan dari al-Qur'an dan Hadis. Itu hanya berdasarkan pengalaman atau hasil riset sekelompok ahli tentang ilmu firasah.

Disebutkan dalam kitab ad-Dirasah fi ilm al-Firasah karya Syekh Abdul Fattah at-Thukhiy al-Falakiy:

والاذن الكبيرة المقدار * دلالة للطول في الاعمار
وجرمها ان كانت بالصغير * اشارة للعمر القصير
وكل مستديرة رقيقه * وهي خلف الرأس كالمصلوقة
دلالة الى الذكا والعقل * وخفة النفس وحسن الفعل

Artinya; Telinga ukuran besar (taplang) indikasi orang berusia panjang. Telinga yang agak kecil sebagai isyarat umur pendek. Telinga agak bulet (seperti spion scoopy 2017) tidak keras tanda orang cerdas, bersahaja dan perangai yang bagus.

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 106.


Khadimul Majlis al-Mu'afah

H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

instagram.com/Zulqornain_Muafiy

@rizkialbatawi

Alamat Yayasan al-Muafah: Jalan Tipar Cakung Rt 05 Rw 08 No; 5 Kampung Baru, Cakung Barat Jakarta Timur 13910